Selasa, 12 September 2017

Musibah Rohingya

Tabligh Akbar Duka Nestapa Rohingya, Terkumpul Dana Rp1 Miliar Lebih

Tambahkan Gadget
Takbligh akbar dan penggalangan dana "Duka Nestapa Rohingya" DPP Wahdah Islamiyah Makassar.
MAKASSAR - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wahdah Islamiyah menggelar tabligh akbar sekaligus penggalangan dana untuk Muslim Rohingya di Masjid Raya Bukit Baruga, Antang Makassar, Minggu, (10/9/2017). Pada kesempatan ini, panitia berhasil mengumpulkan bantuan dana lebih Rp.1 Miliar yang akan disumbangkan kepada Muslim Rohingya, Myanmar.
Antusias kaum Muslimin Kota Makassar untuk menghadiri tabligh akbar dengan tema “Duka Nestapa Rohingya” ini sangat tinggi.  Para jamaah membeludak, sehingga sebagian tidak mendapat tempat di dalam masjid.
Bahkan ada beberapa jamaah rela berdiri sambil mengikuti kegiatan tabligh akbar. Jamaah yang tidak mendapat tempat di dalam masjid, diarahkan ke tenda yang telah disiapkan oleh panitia di depan masjid dan lapangan tenis.
Ketua Harian DPP Wahdah Islamiyah Ustadz Dr. Rahmat Abdulrahman, Lc, MA membawakan ceramah dalam tabligh akbar tersebut. Ustadz Rahmat mengingatkan jamaah akan hadits Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa Umat Islam bagaikan satu tubuh, jika bagian tubuh yang lain mengalami sakit, maka yang lain akan turut merasakannya.
“Ibarat satu tubuh, satu yang disengat maka yang lain akan ikut merasakan sengatannya, satu yang menderita semua ikut merasakan penderitaannya, satu yang bahagia maka semua ikut merasakan kebahagiaannya, begitu perumpamaan yang disampaikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada kita,” papar Ustadz Rahmat.
Maka, pembantaian kaum Muslimin Rohingya atau di daerah manapun seharusnya menggerakkan kaum Muslimin lainnya untuk memberikan bantuan semampu apa yang mereka bisa. Dipaparkannya, persaudaraan Umat Islam tidak mengenal batas teritorial negara.
“Dimana pun ada orang yang mengikrarkan Dua Kalimat Syahadat, maka dia adalah saudara kita,” kata Ustadz Rahmat.
Ustadz Rahmat juga menyatakan komitmen Wahdah Islamiyah untuk memberikan beasiswa penuh untuk anak-anak pengungsi Rohingya yang ingin mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah Wahdah Islamiyah.
Penceramah lain dalam tabligh akbar ini adalah ustadz DR Aminsyah Tambunan. Wakil Sekjen MUI Pusat tersebut mengatakan, peristiwa yang menimpa Muslim Rohingya menjadi ujian bagi kaum Muslimin lainnya.
“Diantara hikmah dari Rohingya adalah untuk membuka mata kita, mata hati kita dan tak hanya disitu, kita pun harus membuka kantong-kantong kita untuk meringankan penderitaan saudara-saudara kita Muslim Rohingya,” ucap ustadz asal Medan ini.
Panitia juga menghadirkan beberapa pengungsi Muslim Rohingya yang berada di Makassar. Perwakilan pengungsi, Nurul Islam mengucapkan terima kasih atas kepedulian Umat Muslim Indonesia, atas berbagai bantuan yang telah mereka terima selama ini.
Penggalangan dana dalam tabligh akbar ini berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp.1.128.000.000. Direktur LAZIS Wahdah, Syahruddin mengatakan capaian penggalangan dana tersebut telah melebihi target yang telah direncanakan sebelumnya yakni Rp.1 Miliar.
“Insya Allah dalam waktu dekat ini LAZIS Wahdah yang tergabung dalam Aliansi Kemanusian Indonesia untuk Myanmar (AKIM) akan mengirim tim guna menyampaikan langsung bantuan untuk Muslim Rohingya di Myanmar. Kami juga akan berusaha menyampaikan bantuan di Bangladesh yang menjadi basis pengungsi terbesar bagi Rohingya saat ini,” ungkap Syahruddin. (*)

Selasa, 05 September 2017

Artikel tentang Menyanyi

MENYANYI ADALAH PEKERJAAN HATI


Di alam yang modern ini, banyak orang yang sudah jenuh, lelah, pusing dengan pekerjaannya, mereka banyak yang mencari pelampiasan untuk sekedar refreshing, menyegarkan kembali otak meraka yang lelah. Salah satu cara untuk menghilangkan kejenuhan itu adalah MENYANYI, baik di karaoke, live music, atau hanya menjadi penikmat setia di Pub/Café. Sebenarnya menyanyi bukanlah pekerjaan yang susah, tetapi banyak orang yang takut/miris duluan ketika mereka disuruh nyanyi, atau sebaliknya ada orang yang terlalu percaya diri (over convidence) dengan suara yang pas-pasan, dia berani nyanyi di depan umum.
Dua permasalahan tersebut di atas sebenarnya bisa diatasi dan saling mengisi satu sama lain apa kekurangan/kelemahannya. Misalnya, yang tekut menyanyi tumbuhkan rasa percaya diri bahwa dia mampu menyanyi seperti orang lain, yang sudah percaya diri, tinggal mengarahkan cara/teknik menyanyi yang baik dan benar, sehingga dia bisa mengontrol suaranya dengan benar. Bagi orang awam cukup mempunyai dua unsur tadi untuk bisa tampil bagus di muka umum, yang pertama harus punya keberanian untuk mengeluarkan suara semaksimal mungkin, yang ke dua tumbuhkan rasa keberanian, percaya diri yang kuat bahwa kita mampu menyanyi.